Konsep
Alienasi (keterasingan) Karl Marx
Pasca
revolusi industri, kondisi ekonomi Eropa diguncang oleh kapitalisme. Dimana
buruh tidak lebih hanya sebagai benda-benda yang dapat diperjual-belikan
tenaganya. Dari kondisi kultural yang seperti inilah Karl Marx melahirkan suatu
teori konsep alienasi (keterasingan). Teori alienasi Marx didasarkan pada
pengamatanya dalam produksi industri yang muncul dalam kapitalisme. Seolah
tidak dapat dihindari lagi, bahwa para buruh kehilangan kontrol atas diri
mereka sendiri. Mereka kehilangan hak otonom atas kehidupan mereka sendiri,
yakni kebebasan untuk mengembangkan potensi kehidupan mereka sendiri menjadi
terkotakan oleh kaum borjuis.
Karl
Marx memopulerkan intilah elienasi dalam karyanya “Economic and Philosophical Manuscript” tahun 1844 sebagai
penjelasan atas keterasingan seseorang dari sifat sejati kemanusiaan
mereka. Pada dasarnya manusia adalah
mahluk kreatif yang menciptakan bentuk dari material yang mana mereka dapat mewujudkan
jati diri mereka ke dalam apa yang mereka buat. Dalam masyarakat pra-kapitalis
manusia adalah utuh, memiliki otoritas penuh atas diri mereka sendiri. Mereka
menciptakan barang-barang untuk mereka gunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan
mereka atau mereka perjual-belikan secara adil.
Namun,
di dalam masyarakat kapitalis, menurut Marx, mereka tidak memiliki keinginan
sendiri dan tdak bisa terhindar untuk menjual tenaga mereka. Atas kondisi
inilah Marx mengatakan bahwa mereka telah teralienasi dalam empat hal yang
mendasar dari sifat sejati manusia, yaitu :
1. Kaum buruh teralienasi dari aktifitas
produktif mereka. Para buruh tidak bekerja sesuai dengan keinginan dan tujuan
mereka sebagai manusia untuk bekerja dan memperoleh suatu produksi yang berguna
bagi mereka, akan tetapi aktifitas produktif yang mereka lakukan hanya berguna
bagi kaum kapitalis (borjuis). Kaum borjuislah yang menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh kaum buruh, apa yang harus mereka produksi dan keuntungan hasil
produksi menjadi milik para pemegang kapital.
2. Kaum buruh teralienasi dari produk.
Kepentingan pemegang kapitalis benar-benar memisahkan hak Buruh atas produk
yang diproduksinya. Jika buruh bekerja kepada majikanya, ia tetap harus
membayar atas produk yang dibuatnya. Karna hasil produksi merupakan hak milik
kapitalis.
3. Buruh
teralienasi dari sesama buruh. Dalam sistem kapitalisme, para pekerja tidk
diperbolehkan untuk saling bekerja sama dengan pekerja lainya, sehingga mereka
tidak dapat saling berinteraksi satu sama lain meskipun berada di tempat yang
sama dan berdekatan. Kapitalis membuat para buruh saling berlomba sejauh mana
mereka berproduksi. Situasi demikian menyebabkan timbulnya permusuhan diatara
para pekerja yang akan menguntungkan para kapitalis. Karena bagaimanapun juga
pekerja akan kembali kepada majikanya dan keuntungan pun kembali kepada kaum
kapitalis.
4. Keterasingan
para buruh dari poteni kemanusiaan mereka sendiri. Ineraksi para pekerja dengan
sesamanya dan alamnya terkontrol secara ketat oleh kapitalis, sehingga potensi
diri mereka menjadi terkungkung oleh sistem kapitalisme. Mereka dicetak sebagai
mesin produksi yang hanya menguntungkan kapitalis tanpa memikirkan bagaimana
kondisi jiwa mereka dan kualitas pekerja sebagai manusia.
Adanya alienasi pada sistem kapitalisme
menimbulkan perbedaan dan sekat yang sangat kentara antara majikan dan buruh.
Keterasingan ekonomi ini berkaitan dengan bentuk-bentuk keterasingan lainya.
Pekerja harus tunduk kepada majikan, yang miskin harus tunduk kepada yang kaya,
dan yang kaya pun harus tunduk kepada kekuasaan negara yang sebenarnya telah
terorganisir sedemikan rupa. Dngan demikian, yang terjadi sebenarnya adalah
terdapat kepentingan-kepentingan ekonomi pada tubuh pemerintahan kapitalisme.
Keterasingan hanya dapat dihilangkan dengan menghapuskan konsep kepemilikan
pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar